Home » » Tanaman Obat Inggu

Tanaman Obat Inggu

Written By Unknown on Rabu, 08 Mei 2013 | 20.03







Inggu
(Ruta angustifolia [L.] Pers.)
Sinonim :
= R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens.
Familia :
Rutaceae

Uraian :
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 - 20 mm, lebar 2 - 6 mm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia), wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup), kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga, Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan. 

INDIKASI :
Herba ini dapat mengatasi: 
- demam, influenza,
- batuk, radang paru, 
- kejang pada anak, ayan (epilepsi), 
- kecikutan (singultus, hiccup), kolik,
- histeri (hysteria), 
- menghilangkan nyeri, seperti nyeri ulu hati, dada, dan hernia, 
- hepatitis, 
- haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea), 
- ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah, 
- memar akibat terbentur benda keras, 
- gigitan ularberbisa dan serangga, 
- keracunan obat atau racun lain yang mematikan, 
- radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena 
  varikosa), dan 
- cacingan. 

CARA PEMAKAIAN :
Herba sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau ditemas-remas, lalu dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila). Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh yang sakit. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam 
    Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus 
    dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian. 
    Setelah dingin Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum. 
    Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Kejang pada anak 
    a. Sebanyak 15 - 20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong- 
       potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai 
       tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, 
       yaitu pagi dan sore hari. 

    b. Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai 
       halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah
       selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak 
       yang sedang kejang. 

3. Nyeri ulu hati :
    Sebanyak 1 5 g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3 
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu 
    diminum sekaligus. 

4. Merangsang haid :
    Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih 
    sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum. 
    Setiap kali minum cukup 1/2 gelas. 

5. Kecikukan :
    Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3 
    gelas air bersih sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin 
    disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 
    Setiap kali minum dapat ditambah madu secukupnya. 

6. Sakit telinga 
    Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air 
    matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong 
    kain. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. 

7. Sakit kepala :
    Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai 
    lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua 
    pelipis. 

8. Sakit gigi :
    Tiga lembar daun inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air 
    matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam 
    lubang gigi lalu ditutup dengan kapas. 

9. Ketombe, gudig :
    Segenggarn daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras 
    dicuci bersih Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan 
    pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig. 

10. Bisul 
     Segenggam daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil 
     gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk 
     indigo. Gunakan untuk memoles bisul. 

11. Hepatitis ;
     Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu 
     tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa
     separo. Set



Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. . KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol, asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 - 5 hari dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, Fakultas Biologi UGM, 1993).
BUDIDAYA
Teknik budidaya yang baik sangat dianjurkan untuk memperoleh kualitas hasil tanaman yang stabil, karena mutu simplisia yang diharapkan tidak hanya meliputi standar morfologis, anatomi atau komponen aktif tetapi juga ketetapan-ketetapan fisik tertentu.
Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 30 cm, digemburkan dan dibersihkan dari gulma dan ranting-ranting, lalu dibuat bedengan dan saluran drainase, untuk mencegah terjadinya genangan di lahan. Penanaman dilakukan pada bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam antar baris 20 – 30 cm, dan dalam baris 20 – 25 cm.


Pemupukan
Seminggu sebelum tanam diberikan pupuk dasar terdiri dari 10 - 20 ton pupuk kandang, 150 – 200 kg SP36 dan 150 – 200 kg KCl per hektar. Pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanam dipupuk sepertiga bagian pupuk Urea dengan dosis 150 – 300 kg per hektar. Selain itu untuk meningkatkan kandungan bahan aktifnya, dapat ditambahkan pupuk daun, dengan dosis sesuai anjuran dari produk yang digunakan.
Pemeliharaan tanaman
Sampai saat ini pada budidaya tanaman ini, sedangkan yang perlu mendapat perhatian adalah tumbuhnya gulma, hama maupun penyakit yang berarti belum pernah dilaporkan Pada saat musim kemarau yang berkepanjangan harus dilakukan penyiraman, atau untuk mengatasi kondisi tersebut, dapat dilakukan penanaman tanaman peneduh sejak awal tanam. Tetapi apabila tanaman naungan terlalu rindang harus dilakukan pemangkasan.

Share this article :

1 komentar:

  1. Yang butuh bibit inggu bisa hubungi kami di chasiapro@gmail.com atau 082136712513 Trims Prabowo Jogja

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Dhimaz setiawan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger