|
Inggu
(Ruta angustifolia [L.] Pers.)
|
Sinonim :
= R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens. |
|
Familia :
Rutaceae |
|
Uraian :
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 - 20 mm, lebar 2 - 6 mm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang. |
|
Nama Lokal :
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia), wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup), kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga, Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh herba dapat digunakan
baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan
dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan.
INDIKASI :
Herba ini dapat
mengatasi:
- demam, influenza,
- batuk, radang paru,
- kejang pada anak, ayan
(epilepsi),
- kecikutan (singultus,
hiccup), kolik,
- histeri (hysteria),
- menghilangkan nyeri, seperti
nyeri ulu hati, dada, dan hernia,
- hepatitis,
- haid tidak teratur, tidak
datang haid (amenorrhoea),
- ekzema pada anak, bisul,
radang kulit bernanah,
- memar akibat terbentur benda
keras,
- gigitan ularberbisa dan
serangga,
- keracunan obat atau racun
lain yang mematikan,
- radang vena (flebitis),
pelebaran pembuluh darah balik (vena
varikosa), dan
- cacingan.
CARA PEMAKAIAN :
Herba sebanyak 10 - 15 g
direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau
ditemas-remas, lalu dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti
pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, sakit
telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya
pedas maka pemakaian lokal yang terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit
menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila). Minyak asirinya
juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada
bagian tubuh yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
Sebanyak 1/2
genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus
dengan 3 gelas
air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian.
Setelah dingin
Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum.
Sehari 3 kali,
masing-masing 3/4 gelas.
2. Kejang pada anak
a. Sebanyak 15 -
20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong-
potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali
minum,
yaitu pagi dan sore hari.
b. Sebanyak 10
lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai
halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah
selesai,
adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak
yang
sedang kejang.
3. Nyeri ulu hati :
Sebanyak 1 5 g
herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3
gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu
diminum
sekaligus.
4. Merangsang haid :
Sebanyak 28 g
herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum.
Setiap kali minum
cukup 1/2 gelas.
5. Kecikukan :
Sebanyak 3/5
genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3
gelas air bersih
sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin
disaring, siap
untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Setiap kali minum
dapat ditambah madu secukupnya.
6. Sakit telinga
Tiga genggam daun
inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air
matang. Tumbuk
sampai halus, kemudian peras dengan sepotong
kain. Air
perasannya diteteskan pada telinga yang sakit.
7. Sakit kepala :
Satu genggam daun
inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai
lumat. Hasilnya
dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua
pelipis.
8. Sakit gigi :
Tiga lembar daun
inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air
matang. Lumatkan
dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam
lubang gigi lalu
ditutup dengan kapas.
9. Ketombe, gudig :
Segenggarn daun
segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras
dicuci bersih
Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan
pada kulit kepala
atau kulit yang terkena gudig.
10. Bisul
Segenggam
daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil
gilingannya
diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk
indigo.
Gunakan untuk memoles bisul.
11. Hepatitis ;
Daun inggu
segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu
tambahkan 3
gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa
separo. Set
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. . KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol, asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 - 5 hari dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, Fakultas Biologi UGM, 1993). |
Teknik budidaya yang baik sangat dianjurkan untuk memperoleh kualitas hasil tanaman yang stabil, karena mutu simplisia yang diharapkan tidak hanya meliputi standar morfologis, anatomi atau komponen aktif tetapi juga ketetapan-ketetapan fisik tertentu.
Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 30 cm, digemburkan dan dibersihkan dari gulma dan ranting-ranting, lalu dibuat bedengan dan saluran drainase, untuk mencegah terjadinya genangan di lahan. Penanaman dilakukan pada bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam antar baris 20 – 30 cm, dan dalam baris 20 – 25 cm.
Pemupukan
Seminggu sebelum tanam diberikan pupuk dasar terdiri dari 10 - 20 ton pupuk kandang, 150 – 200 kg SP36 dan 150 – 200 kg KCl per hektar. Pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanam dipupuk sepertiga bagian pupuk Urea dengan dosis 150 – 300 kg per hektar. Selain itu untuk meningkatkan kandungan bahan aktifnya, dapat ditambahkan pupuk daun, dengan dosis sesuai anjuran dari produk yang digunakan.
Pemeliharaan tanaman
Sampai saat ini pada budidaya tanaman ini, sedangkan yang perlu mendapat perhatian adalah tumbuhnya gulma, hama maupun penyakit yang berarti belum pernah dilaporkan Pada saat musim kemarau yang berkepanjangan harus dilakukan penyiraman, atau untuk mengatasi kondisi tersebut, dapat dilakukan penanaman tanaman peneduh sejak awal tanam. Tetapi apabila tanaman naungan terlalu rindang harus dilakukan pemangkasan.
Yang butuh bibit inggu bisa hubungi kami di chasiapro@gmail.com atau 082136712513 Trims Prabowo Jogja
BalasHapus